NASIONAL – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa penanganan stunting di Indonesia harus lebih difokuskan pada anak-anak yang berisiko atau berpotensi mengalami stunting, bukan hanya pada mereka yang sudah terdampak.
“Kita perlu disiplinkan, kita perlu presisikan tentang intervensinya, termasuk tentu fokus untuk bukan mencari anak yang stunting, tapi yang berisiko dan berpotensi,” ujar Wihaji dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (tanggal disesuaikan).
Menurut Wihaji, pendekatan preventif adalah kunci untuk mengoptimalkan penanganan stunting di Indonesia. Selama ini, kata dia, penanganan masih cenderung bersifat reaktif, yakni fokus pada anak-anak yang sudah mengalami stunting.
“Padahal, seharusnya kita lebih menekankan pada pencegahan. Itu sebabnya masih ada kritik terhadap program stunting karena belum menunjukkan hasil maksimal,” jelasnya.
Ia juga menyoroti rendahnya pemahaman masyarakat terhadap penyebab stunting. Banyak masyarakat yang masih menganggap stunting hanya disebabkan oleh kekurangan gizi.
“Masih ada pemahaman stunting itu penyebabnya hanya masalah gizi, padahal ada juga karena mulai dari pra-hamil, pernikahan dini, sanitasi, dan lain sebagainya,” tambah Wihaji.
Wihaji mengungkapkan bahwa data BKKBN menunjukkan ada sekitar 8,6 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Indonesia. Oleh karena itu, melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), pemerintah menargetkan intervensi terhadap satu juta KRS, terutama dalam periode penting 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Menurutnya, masa pranikah, kehamilan, dan dua tahun pertama kehidupan anak adalah fase kritis untuk mencegah stunting. Dalam periode inilah program MBG hadir memberikan pendampingan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
“Itu faktor yang luar biasa menurut saya karena negara hadir. Pak Prabowo sangat bijak tentang kondisi lapangan ini. Harapannya, MBG ini akan menjadi salah satu solusi untuk menangani stunting,” tuturnya.