NASIONAL – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menekankan pentingnya peran Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam mendukung pengembangan wisata medis nasional.
Menurut Novita, kehadiran standar nasional sangat krusial dalam membangun kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan di dalam negeri. Ia menilai BSN perlu mengambil peran strategis, meski tidak langsung mengatur rumah sakit melalui lembaga akreditasi.
“Di dunia kesehatan, BSN mesti berperan penting meskipun tidak langsung melalui lembaga akreditasi rumah sakit,” ujar Novita dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Novita menekankan pentingnya fungsi standardisasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan layanan kesehatan. Ia mendorong BSN agar aktif memperluas pengawasan dan penguatan standar di sektor ini.
“Kalau BSN punya peran di situ semua, mestinya lebih proaktif mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan standar keselamatan publik benar-benar ditegakkan, tidak hanya di sektor industri, tetapi juga kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Tak hanya soal kesehatan, Novita juga meminta BSN memberikan perhatian lebih besar kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang selama ini menjadi penyokong ekonomi nasional, terutama saat pandemi dan ketidakpastian global.
Namun, ia menilai proses sertifikasi SNI bagi UMKM masih terlalu rumit, mahal, dan kurang berpihak. Hal ini, kata Novita, bisa menghambat potensi besar UMKM dalam mendongkrak perekonomian bangsa.
“Kalau proses sertifikasi tetap rumit, mahal, dan tidak berpihak, bagaimana bisa mempertahankan kekuatan UMKM sebagai penopang ekonomi bangsa?” tanyanya.
Ia mendorong BSN untuk menyederhanakan prosedur sertifikasi, memperjelas klasifikasi standar mana yang wajib dan yang tidak, serta menurunkan biaya agar lebih terjangkau.
“Jangan menunggu UMKM yang datang. Jemput bola! Permudah proses sertifikasi, sederhanakan mekanismenya supaya target pertumbuhan ekonomi 8 persen dari sektor UMKM bisa benar-benar tercapai,” tegas Novita, legislator perempuan satu-satunya dari Dapil Jawa Timur VII.