NASIONAL – Bencana hidrometeorologi basah kembali merenggut korban jiwa. Banjir besar melanda Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, pada Senin dini hari (21/4) sekitar pukul 03.30 WIB. Dalam kejadian tragis ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir yang deras.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menyatakan bahwa timnya segera turun ke lapangan begitu mendapat laporan. “Tim langsung bergerak mengevakuasi korban dan membantu warga terdampak. Proses pendataan kerugian masih berlangsung,” kata pihak BPBD dalam keterangan resminya.
Selain melakukan evakuasi, BPBD juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyalurkan bantuan darurat bagi para korban serta mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir. Hingga kini, pendataan terhadap dampak kerusakan dan jumlah warga terdampak masih dilakukan.
Sebagai bentuk respons terhadap bencana hidrometeorologi basah yang makin sering terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Masyarakat diminta lebih waspada, terutama di masa peralihan musim seperti sekarang.
“Memasuki masa transisi musim hujan ke kemarau, warga perlu memangkas pohon-pohon tinggi dan mengecek kondisi bangunan, terutama yang berada di lereng atau tebing,” ujar perwakilan BNPB.
Hingga berita ini diturunkan, wilayah lain di Indonesia juga masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Masyarakat di daerah rawan banjir diimbau untuk terus memantau perkembangan cuaca dan segera menghubungi pihak terkait jika terjadi keadaan darurat.
Dengan meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi basah, sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga kebencanaan menjadi sangat penting untuk meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan.