NASIONAL – Bencana hidrometeorologi basah seperti banjir masih menjadi bencana paling sering terjadi di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan data per Kamis, 17 April 2025.
Hujan deras pada Selasa (15/4) menyebabkan banjir di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Sebanyak 590 rumah terdampak, dengan tinggi air mencapai 1 meter. BPBD Tapanuli Tengah melaporkan genangan air masih bertahan setinggi 15 sentimeter di sejumlah pemukiman. Warga diminta untuk mengamankan barang berharga, mematikan alat elektronik, dan mengawasi anak-anak. Untuk evakuasi, perahu karet dikerahkan ke lokasi.
Sementara itu, banjir di Indonesia juga terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Tengah. Di Kabupaten Barito Selatan, banjir yang mulai pada Jumat (7/3) masih belum surut hingga Rabu (16/4). Lima kecamatan terdampak, merendam 4.482 rumah, serta puluhan fasilitas umum seperti sekolah, jembatan, dan rumah ibadah.
Di Kabupaten Kapuas, banjir yang melanda sejak Selasa (4/3) juga masih terjadi. Sebanyak 5.558 rumah dan 274 akses jalan terendam, dengan ketinggian air mencapai 3 meter berdasarkan pantauan terakhir.
Kabupaten Murung Raya turut terdampak akibat luapan sungai Gula, Kohong, Tuhup, dan Laung sejak Rabu (9/4). Banjir menggenangi lima kecamatan dan menyebabkan kerusakan pada rumah, fasilitas publik, dan infrastruktur.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem dengan hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah Indonesia mulai 16–18 April 2025, termasuk di provinsi seperti Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Sulawesi dan lainnya.
BNPB mengimbau warga dan pemerintah daerah untuk tetap waspada. Upaya pencegahan bencana hidrometeorologi basah seperti membersihkan drainase, membuat tanggul sementara, dan mempersiapkan rencana darurat tingkat keluarga sangat dianjurkan.