Serangkaian Bencana Cuaca Ekstrem Landa Beberapa Wilayah Indonesia

Angin kencang menerjang permukiman warga di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa (6/5). Sumber Foto: BPBD Kabupaten Kudus

NASIONAL – Memasuki awal Mei 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan berbagai bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Sebagian besar kejadian ini dipicu oleh cuaca ekstrem dan dikategorikan sebagai bencana hidrometeorologi basah.

Cuaca Ekstrem Terjang Sukabumi

Bencana pertama terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (6/5). Hujan deras disertai angin kencang melanda delapan kecamatan, yaitu Cicurug, Parakansalak, Parungkuda, Sukabumi, Kadudampit, Nagrak, Caringin, dan Cidahu.

Akibatnya, sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK) atau 98 jiwa terdampak. Hasil kaji cepat sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat 23 rumah mengalami kerusakan sedang, tujuh rumah rusak ringan, serta dua fasilitas umum dan dua tempat ibadah turut terdampak.

Pihak BPBD telah melakukan evakuasi dan pemantauan langsung di lokasi bencana. Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status siaga darurat untuk bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, dan tanah longsor sejak 8 Oktober 2024 hingga 31 Mei 2025.

Rumah Warga Rusak Diterjang Angin di Kudus

Masih di hari yang sama, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, juga terdampak cuaca ekstrem. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan merusak rumah warga di Kecamatan Undaan, tepatnya di Desa Medini, Sambung, Undaan Kidul, dan Glagah Waru.

BPBD Kabupaten Kudus melaporkan sebanyak 89 KK terdampak dan setidaknya 89 rumah mengalami kerusakan. “Penanganan langsung dilakukan melalui kerja bakti bersama warga, pembenahan atap rumah, dan pemberian bantuan logistik,” ujar pihak BPBD Kudus, Rabu (7/5).

Banjir Terjadi di Kalimantan Timur dan Riau

Banjir masih melanda Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dengan 2.731 KK terdampak di lima kecamatan. Warga di Kampung Pegat Bukur, Benabaru, dan Inaran masih terisolasi karena akses jalan terputus akibat tingginya permukaan air.

Di Provinsi Riau, banjir di Kabupaten Indragiri Hilir berdampak pada 2.278 KK atau sekitar 8.711 jiwa. Rumah warga yang terdampak tercatat sebanyak 2.278 unit. Pemerintah setempat menetapkan status transisi darurat ke pemulihan sejak 19 April hingga 18 Mei 2025, sementara kondisi permukaan air masih fluktuatif.

BNPB Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan

BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar selalu waspada, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS).

“Meskipun hujan tidak terjadi di sekitar tempat tinggal, warga tetap perlu waspada terhadap kondisi hulu sungai. Selalu pantau kondisi cuaca dan bersihkan aliran sungai dari sampah atau material yang bisa menyumbat arus air,” ujar pihak BNPB.

BNPB juga menegaskan, bila hujan deras berlangsung lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter, warga di sekitar DAS dianjurkan untuk segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *